Pengujian Relay Proteksi ABB

Relai proteksi ABB merupakan perangkat penting dalam sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan dan mengisolasi bagian yang terganggu. Untuk memastikan relai berfungsi dengan baik saat dibutuhkan, pengujian rutin sangatlah krusial. Pengujian ini memastikan bahwa relai dapat beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan melindungi peralatan dari kerusakan serius.



Jenis-Jenis Pengujian

Secara umum, pengujian relai proteksi ABB dapat dibagi menjadi dua kategori utama:

  • Pengujian Rutin (Komisioning): Dilakukan saat instalasi awal dan secara berkala selama masa pakai peralatan. Tujuannya adalah untuk memverifikasi bahwa relai terpasang dengan benar dan berfungsi sesuai dengan pengaturannya.

  • Pengujian Pemeliharaan: Dilakukan secara berkala untuk memastikan kinerja relai tetap optimal seiring waktu. Pengujian ini mencakup verifikasi parameter, uji fungsional, dan kalibrasi jika diperlukan.


Langkah-Langkah Pengujian Dasar

Proses pengujian relai proteksi ABB biasanya mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Verifikasi Pengaturan (Setting): Memastikan bahwa semua parameter relai, seperti arus pick-up, waktu tunda, dan kurva karakteristik, telah diatur dengan benar sesuai dengan studi proteksi. Ini adalah langkah awal yang sangat penting.

  2. Uji Sekunder (Secondary Injection Test): Menggunakan alat uji sekunder untuk menginjeksikan arus dan/atau tegangan buatan ke terminal input relai. Tujuannya adalah untuk menguji respon relai terhadap kondisi gangguan yang disimulasikan. Alat uji ini dapat mensimulasikan berbagai jenis gangguan, seperti gangguan fasa-ke-fasa atau fasa-ke-tanah.

  3. Uji Fungsi (Functional Test): Memverifikasi bahwa semua fungsi relai, seperti fungsi trip, alarm, dan komunikasi, beroperasi dengan benar. Ini juga melibatkan verifikasi kontak keluaran relai ke pemutus daya (circuit breaker) dan sistem kontrol.

  4. Uji Waktu Operasi (Timing Test): Mengukur waktu yang dibutuhkan relai untuk beroperasi (trip) setelah mendeteksi gangguan. Waktu operasi harus sesuai dengan kurva karakteristik yang telah ditentukan.

  5. Uji Polarity dan Fase (Polarity and Phase Angle Test): Memastikan bahwa transformator arus (CT) dan transformator tegangan (VT) terhubung dengan polaritas yang benar ke relai. Kesalahan polaritas dapat menyebabkan relai tidak beroperasi dengan benar atau bahkan beroperasi secara salah.

  6. Uji Kontak Keluaran: Memverifikasi bahwa kontak keluaran relai bekerja dengan baik dan terhubung dengan benar ke mekanisme trip pemutus daya.


Peralatan Pengujian

Untuk melakukan pengujian relai proteksi ABB, teknisi memerlukan peralatan khusus, seperti:

  • Alat Uji Sekunder (Secondary Injection Test Set): Perangkat yang dapat menghasilkan arus dan tegangan terkontrol untuk disuntikkan ke relai. Alat ini sering kali dilengkapi dengan perangkat lunak yang memungkinkan pengujian otomatis dan analisis hasil.

  • Multimeter: Untuk mengukur resistansi, tegangan, dan kontinuitas pada rangkaian.

  • Osilator: Untuk mensimulasikan sinyal gangguan tertentu.

  • Perangkat Lunak Pengujian: Banyak alat uji modern dilengkapi dengan perangkat lunak khusus untuk mengotomatisasi proses pengujian, menyimpan data, dan membuat laporan.

Kesimpulan

Pengujian relai proteksi ABB merupakan proses yang terstruktur dan kritis untuk menjamin keandalan dan keamanan sistem tenaga listrik. Dengan melakukan pengujian secara rutin, kita dapat memastikan bahwa relai akan berfungsi sesuai harapan saat terjadi gangguan, sehingga mencegah kerusakan peralatan yang mahal dan menjaga kontinuitas pasokan listrik.

Mungkin tabel Over Current Standard Inverse Type Characteristic (RE_615 & RE_630) bisa membantu anda untuk kebutuhan penggujian ataupun koreksi hasil pengujian relay protection.